Kita hanya
selingan bagi kita masing-masing
Kestiaan
amat tipis terbatas
Kita
tak benar-benar cinta
Paling
tidak aku yang begitu
Kita
hanyalah dermaga kecil tempat tambatan kelelahan dan hiruk pikuk
Kita
dapat berbagi tema, cerita, kegilaan, kemesraan, tanpa benar-benar cinta
Itu
tak perlu
“Kau
hanyalah mempermainkan aku” Katamu setiap aku menyudahi cumbu
Siapakah
kita bagi kita?
Ah!
Kita bukan siapa-siapa
Kuasa
mengatur, mengubah menjadi senjata yang kita reka
Hanya
seteguk kita teguk
Sesuap
kita santap
Seluruh
jasad kita tenggelam
Sedikitnya
waktu kita, selalu
Kita
tak mudah tuk apapun, bertemu
Bukan
sekedar ruang dan waktu
Tak
ada bumi aman
Kita
adalah pencuri waktu
Kita
salah
Kitalah
membuka huma
Kita
tanam bunga, tajam dan liar
Sesaat
kita tertusuk dan terkapar
Kita
adalah kelelawar kekasih malam
Mencintai
gelap malam
Bergairah
pada terpejarnya alam
Kisah
kita kepakkan di antara dedaunan tiba-tiba pekat
Pada
jemarimu kutitip nyala gairahku
Malam
ini kembali kita ciumi badai
Dalam
helai gelombang
Kita
terjaga saat bumi berbaring istirah
Selaksa
kebisuan yang kita rekam
Adalah
kerinduan yang tiba-tiba rebah
Diantara
waktu yang tercuri
Kueja
tubuhku seolah deretan huruf-huruf
Tergetar
hingga bungkam segala suara
Ada
kata yang kurangkai dari nafas terburu
Kita
seperti berlari bersama-sama
Dalam
peluh kita lebur
Kita
adalah kepingan-kepingan terasing dilaut semu
Waktu
yang sengaja kita curi …. sebentar lagi usai ….
Kita
bukan potongan-potongan puzzle yang selalu dapat dipersatukan oleh waktu
Kita
hanya selentingan kepingan-kepingan salju
Mungkin
saja terlambat menghindari cahaya ….
Sebentar
lagi kita hancur …. menjadi tak ada ….